Rabu, 22 Juni 2016

KEBAHAGIAAN SESAAT

Namaku Regita chantika, dipanggil dengan sebutan Gita. Aku tinggal di Bandung. Aku sekolah di SMAN 2 Bandung dan duduk dibangku kelas 1. Aku lahir di Bandung pada tgl 12 desember.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di SMA. Hari ini aku mendapatkan sebuah tugas, karna belum mempunyai bukunya jadi aku harus meminjam ke perpustakaan. Di dalam perpustakaan aku pun segera mencari buku itu. Setelah bukunya kutemukan aku pun segera berlari kekelas. Baru sampai depan pintu perpus aku tertabrak oleh seorang laki-laki yang menyebabkan buku-buku yang ku bawa terjatuh semua. Laki-laki itu meminta maaf padaku sambil membantuku mengambil buku yg terjatuh. Ketika sedang melihat wajah laki-laki itu aku hanya bengong, perasaanku tidak karuan dan jantungku pun berdetak sangat kencang. Laki-laki itu memang sangat tampan. Didalam hatiku berkata “ya tuhan, inikah yang dinamakan jatuh cinta?” . aku pun tersadar dari lamunanku saat laki-laki itu melambai-lambaikan tangannya diwajahku. Disitu kami berkenalan. Ternyata nama laki-laki itu adalah BISMA KARISMA. Karena buru-buru aku pun segera meninggalkan bisma.
Kebahagiaan Sesaat - Cerpen Cinta Sedih
Aku mempunyai sahabat bernama fany. Dia juga sekelas denganku. Saat dikelas aku menceritakan kejadian yg kualami tadi. Karena aku bercerita saat jam pelajaran alhasil aku dan fany mendapat teguran dari guru, aku pun hanya diam sambil menunduk ketakutan. Setelah pelajaran selesai, saat jam istirahat aku pun melanjutkan ceritaku itu kpda fany. Fany terkejut saat aku bilang kalau aku menyukai bisma. Fany terkejut karna fany tau kalau sejak dulu aku selalu cuek dengan yang namanya cowok. Aku seperti itu karena aku takut mengalami kejadian yg sama seperti orangtuaku, yaitu bercerai dan merasakan sakit yang amat sangat menyakitkan. Jadi, aku sangat berhati-hati dalam mencari pasangan hidupku. Namun entah kenapa rasa dihatiku berubah jadi cinta saat aku melihat bisma. Kurasa aku benar-benar jatuh cinta.

Ingin sekali rasanya aku mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepada bisma. Namun aku takut, aku takut kalau bisma tidak mencintaiku. Itu pasti akan membuatku sakit hati. Jadi aku selalu memendam perasaan itu .
Aku senang sekali karena setiap hari aku selalu ketemu bisma. Kami pun sering ngobrol bareng. Ya, wlaupun aku tidak bisa memilikinya sebagai kekasihku tetapi aku sudah bahagia karna bisa berteman dengannya

2 tahun berlalu. Sekarang aku telah duduk di bangku kelas 3 SMA. Namun perasaanku masih tetap sama seperti dulu. Aku masih mencintai bisma, tanpa bisma tau itu. Memang sangat sulit untuk memendam perasaan itu, bahkan 2t ahun bukanlah waktu yang singkat untuk memedam perasaan seperti ini. Apalagi setelah aku tau ternyata bisma sudah mempunyai kekasih, untung saja berita itu hanyalah gosip. Jika berita itu benar, entahlah bagaimana diriku ini, mungkin aku bisa gila.hahhaaa.. namun aku tidak akan biarkan itu semua terjadi, karna aku harus jadi perempuan yang slalu kuat dan tegar.

Pada suatu hari ketika aku sedang berada ditaman sekolah bersama bisma, tiba-tiba hidungku mengeluarkan darah. Tidak heran jika aku mimisan. Karna sejak masih SMP aku memang sering mimisan namun aku tidak tau apa sebabnya. Bisma yang melihatku pun sangat terkejut, bisma mengajakku kerumah sakit. Namun aku menolak. Dari masih kecil aku memang anti sekali jika diajak ke rumah sakit mungkin karna dirumah sakit banyak peralatan-peralatan medis yg membuatku takut.
Tidak lama darah dihidungku pun sudah tidak keluar lagi. Karna bel sudah berbunyi, aku pun segera masuk kekelas.

S K I P
Keesokan harinya ketika aku baru saja sampai disekolah tiba-tiba bisma menghampiriku sambil mengasih sebuah undangan. Ternyata itu undangan untuk acara ulang tahun bisma. Bisma memintaku untuk datang di acara itu. Aku pun mengiyakan hal tersebut, bisma pun terlihat senang.

Karena acara ulang tahun bisma besok malam akhirnya setelah pulang sekolah aku pun langsung pergi kesebuah mall untuk mencari kado untuk bisma. Aku bingung mau beli apa untuk bisma. Karena aku tau kalau bisma suka mengoleksi jam dan topi akhirnya aku pun mencari toko jam dan topi. Sesampainya ditoko topi, kebetulan ada topi yg bertuliskan huruf “B” , aku pun langsung membeli topi tersebut. Setelah itu aku pun langsung ke toko jam, di toko jam tersebut terdapat jam berwarna hitam dan jam itu dari paris, dikaca jam itu bertuliskan berbagai huruf, tentunya aku memilih huruf “B”. Setelah membeli kadonya aku pun segera membungkusnya dengan kertas kado bergambar love di sertai dengan pita merah diatas kado itu.

Malam itu pun tiba, aku segera pergi kerumah bisma. sesampainya dirumah bisma ternyata sudah banyak orang yang datang. Malam itu aku mengenakan mini dress berwarna pink dengan ikatan tali dileher. Malam itu bisma sangat tampan sekali, bisma menggunakan kemeja berwarna putih disertai dengan jas hitamnya.
“oh tuhan andai saja dia bisa jadi kekasihku, aku pasti akan amat sangat senang sekali” benakku.
Aku langsung , menghampiri bisma sambil memberi kado yg telah ku siapkan itu. Bisma pun berterimakasih padaku.

Tidak lama acara itu pun dimulai. Mula-mula bisma mengucapkan terimakasih kepada semua yg telah hadir kemudian dilanjutkan dengan meniup lilin dan pemotongan kue.
“potongan kue yg pertama ini untuk orang yang special” kata bisma.

Tak kusangaka ternyata kue itu diberikan kepadaku.
“yatuhan,, apa maksut dari semua ini” benakku.

Disitu aku hanya diam sambil menatap bisma karna aku bingung entah apa yg harus aku lakukan. Setelah itu tiba-tiba bisma naik ke atas panggung kecil disertai dengan gitar kesayangannya. Disitu bisma berkata “saya akan menyanyikan sebuah lagu, lagu ini saya persembahkan untuk orang yang special, dia adalah Regita Chantika”.
“omaygat.. apa lagi ini,, aku bingung dengan semua ini, kenapa semua yg special itu untukku?” benakku.
Bisma pun langsung menyanyikan sebuah lagu berjudul I HEART YOU (accoustic)
#Kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu
Selalu peluh pun menetes setiap dekat kamu
Kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku
Selalu diriku malu tiap kau puji aku

Kenapa lidahku kelu tiap kau panggil aku
Selalu merinding romaku tiap kau sentuh aku
Mengapa otakku beku tiap memikirkanmu
Selalu tubuhku lunglai tiap kau bisikkan cinta

You know me so well (you know me so well)
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you
I know you so well (i know you so well)
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you

Tahukah kamu saat kita pertama jumpa
Hatiku berkata padamu ada yang berbeda
Tahukah sejak kita sering jalan bersama
Tiap jam menit detikku hanya ingin berdua

Tahukah kamu ku takkan pernah lupa
Saat kau bilang kau punya rasa yang sama
Ku tak menyangka aku bahagia ingin ku peluk dunia
Kau izinkan aku tuk dapat rasakan cinta

You know me so well
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you
I know you so well
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you

Hatiku rasakan cinta, dia buatku salah tingkah
I know you so well, you know me so well
You heart me girl, i heart you back
I miss you, i love you, ah ah ah
I need you, i love you, i heart you baby
I need you, i love you, i heart you baby

Baby, you know me so well (you know me so well)
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you
I know you so well (i know you so well)
Girl i need you (oh i need you)
Girl i love you (oh i love you)

Tak ada yang bisa memisahkan cinta
Waktu pun takkan tega
Kau dan aku bersama selamanya #
Setelah bisma menyanyikan lagu itu, bisma meminta aku untuk naik ke panggung itu bersamanya. Aku pun menuruti permintaannya. Diatas panggung itu tiba-tiba bisma berlutut sambil memegang sebuah cincin berlian dan sekuntum bunga mawar merah.
Jantungku berdegup sangat kencang, bahkan sangat sangat kencang, rasanya seperti mau copot..

Disitu bisma menyatakan perasaannya kepadaku..
“gita,, aku mau jujur tentang perasaan aku selama ini sama kamu, sebenernya aku suka sama kamu udah lama, semenjak pertama kali kita ketemu yatu kelas 1 SMA dan sekarang kita udah kelas 3. Cukup lama aku memendam perasaan ini dan sekaranglah waktunya aku untuk mengungkapkan isi hatiku. “would you be my girl??” aku pun menjawab “ YESS”

Disitu bisma langsung memakaikan aku cincin yg dia pegang dan dia langung memelukku. Semua tamu yang hadir pun memberikan tepuk tangan yang sangat meriah dan mereka juga memberi selamat kepada kami berdua.
Setelah acara itu selesai, bisma yg mengantarkan aku pulang. Sesampainya dirumah aku pun berterimakasih kepadanya, bisma pun hanya mengangguk sambil tersenyum manis lalu ia mencium keningku. Karena sudah terlalu malam aku pun langsung masuk kedalam rumah.
Ya, malam itu merupakan malam yg sangat bersejarah dalam hidupku, karna aku telah memiliki org yg selama ini akub dambakan.
*****

Kebahagiaanku berganti menjadi sedih yg amat menyedihkan ketika beberapa jam kemudian aku mendapat kabar dari temanku bahwa bisma kecelakaan setelah mengantarkanku pulang. Mobil bisma menabrak sebuah truk besar dan kecelakaan itu pun sangat tragis yg menyebabkan nyawa bisma tidak tertolong dan bisma pun meninggal pafa malam itu.
“yatuhan.. cobaan apa lagi yang kau berikan padaku, baru saja kau memberikan kebahagiaan dan sekarang engkau mengganti kebahagiaan ku itu dengan kesedihan, engkau telah mengambil orang yg amat sangat aku sayang dan aku cintai” #dalam benakku sambil menangis

Aku pun segera kerumahsakit untuk melihat bisma, sesampainya dirumah sakit aku hanya menangis dan terus mengis saat melihat bisma telah ditutupi dengan seuntai kain putih. Disitu aku memeluk bisma sangat erat seolah-olah tidak mau lepas dengannya. Keluarga bisma yg datang pun mencoba menenangkanku. Keesokan harinya bisma pun dimakamkan di pemakaman keluarga. Setelah pemakan itu selesai tinggal diriku sendiri yang masih berada disitu. Distu aku terus menangis sambil memegang batu nisannya. Tiba-tiba ada seorang perempuan datang menghampiriku, dia adalah kakaknya bisma yaitu kak mega. Dia mengajakku pulang, awalnya aku menolak. Tetapi karna keadaan sudah mau hujan akhirnya aku pun ikut ka mega pulang.

Selang beberapa hari kepergian bisma, pasti ada saja hal-hal ganjil yg membuat aku risih. Kadang-kadang aku melihat sosok miripsekali dengan bisma, sosok itu hanya tersenyum manis denganku, namun ketika aku mau menghampiri sosok itu tiba-tiba dia menghilang. Aku mencoba bertanya kepada orang pintar/kiyai . ternyata memang benar sosok yg sering menghantuiku itu adalah bisma. ternyata bisma mau bilang sesuatu kepadaku, bisma berkata bahwa aku tidak boleh menangis lagi, bisma ingin melihatku bahagia bersama orang lain dan bisma juga berkata “jangan khawatir dengank, aku baik-baik saj disini, aku selalu menjagamu gita”.
Dan setelah kutau itu semua, aku pun mencoba untuk tidak bersedih lagi, namun sampai sekarang belum ada orang yg bisa menggantikan bisma dihatiku, itulah kesetiaanku :’)

THE END
 
Karya: Putri Ellenna

The Last First Love

Orang-orang bilang, masa sekolah itu masa-masa indah, terutama saat SMA. Entah apa yang membuat mereka berpendapat semacam itu, mungkin menurutku pendapat itu bisa diterima. Salah satu alasan mereka yang bisa kuterima yaitu seperti mereka menceritakan akan hangatnya cinta pertama. Hembusan serta terpaan setiap angin kasih sayang yang mereka sering dengung-dengungkan. Entah apalah maksudnya itu.

Saat pandangan pertama, tepat pada saat aku rasakan getaran yang kau getarkan tepat pada jantung hatiku. Sinar matamu yang indah kau pancarkan tepat pada bola mataku.. Aku Mutia, ya namaku. Saat itu,,
The Last First Love - Cerpen Cinta Sedih
Terlambat, ya kegiatan terlambat atau lebih populer disebut “kesiangan” memang sudah menjadi rutinitasku datang ke sekolah dan duduk di kelas XI IA 3 dengan waktu yang relatif siang, walau gak siang-siang banget sih..

Waktu itu, ku berlari tiga perempat mati. Kutelusuri koridor sekolahku. Jantung ku dag dig dug tak menentu. Cukup satu hal yang membuat ku bisa seperti itu, yaitu kesiangan.
“Tuk…tuk…tuk...” langkah kaki ini makin cepat untuk menuju sebuah ruangan yang kuanggap penuh dengan kesesakan di dalamnya. Kulirik jam tangan calvin klein yang kulilitkan di tangan kiriku.
“Ya ampuunn.. udah jam 7.. aduh bisa kena marah bu diane ini guee” , gumamku dalam hati sambil tak henti-hentinya kaki ini berlari menuju kelas.

Aku pun makin menambah kecepatan lariku tanpa perduli siapa pun yang ada di koridor. Namun tiba-tiba aku pun bertabrakan dengan seseorang yang membuat buku-buku yang kupeluk jatuh berserakan kemana-mana. Aku memang ga tau dia datang dari mana tapi yang jelas dia datangnya dari arah yang berlawanan
“Brukk.. Aduhhhh.!!” Teriakku kepada sesosok cowok yang kukenal dan ternyata itu Dyo, seorang kapten futsal yang cukup popular di sekolahku.

Tubuhnya proposional kulitnya putih dengan hidung yang mancung serta rambut yang sedikit berponi menambah kesan maskulin pada dirinya. Pantas aja banyak cewek di sekolahku yang naksir ke dia. Aku pun bimbang harus berbuat apa.
“Eh,kalo jalan tuh pake mata dong!”, omel ku kepadanya “Dih gw jalan pake kaki ya, lagian juga siapa coba yang ga jelas lari-larian” balas dia sinis.

Jujur, ucapannya tadi membuat nyali ku makin ciut. Aku tau memang aku yang salah, lari-larian ke kelas supaya ga kena omelan bu Diane yang saat itu ia mau mengambil nilai ulangan harian bab Disintegarsi Bangsa. Aku juga sebenarnya malu dengan tindakan ku tadi yang terbilang tidak sopan tapi karena sudah terlanjur, ya sudah aku memberanikan diri untuk menentangnya.
“Yaudah bantuin kek, minta maaf kek. Apa kek..! Liat tuhh buku gue pada jatuh kan nih ahh!!” bentak ku padanya sambil merapikan buku-buku ku yang berserakan di lantai koridor sekolah.
“Lah kenapa gue harus minta maaf coba, jelas yang salah tuh elo ya. Gue lagi jalan nyantai tiba-tiba lo lari-larian ga jelas gitu”. Kata dia dengan nada kesal

Perkataannya barusan makin menyudutkanku. Kulihat jam di tanganku, tak terasa udah jam 07.15. Duhh gawaaatt, gara-gara cowok ini aku jadi makin kesiangan sampai di kelas nanti. Akhirnya aku pun memutuskan untuk segera lekas pergi meninggalkannya dengan muka tanpa dosa.
“Ishh, dasar aneh, gila!” aku mendengar ucapan itu dari mulutnya “bleeeee…” aku membalasnya dengan menjulurkan lidah ku dan berlari meninggalkannya.
***

Rasa yang aneh muncul dalam hatiku. Entah darimana datangnya rasa itu, sangat sulit untuk bisa kuartikan di malam yang penuh dengan taburan bintang di angkasa. Angin lembut yang menerpa kulit ini, malah membuat ku semakin tidak bisa memejamkan mata. Aneh, sedang kurasakan dalam otak teraduk dengan berjuta lamuanku akan sosok yang menabrakku tadi. Semakin kucoba untuk melepas memori yang tadi ku alami, justru bayang-bayang itu semakin hadir dalam pelukan hangat mimpiku dengan berjuta kesunyian. Kesal dan senang, mungkin itu gambaran suasana hatiku di malam ini ketika ku mengingat sosok cowok yang menabrakku tadi. Hal yang pasti kurasa malam ini adalah beban pikiran ku akan Dyo.

Terasa banyak teroran yang masuk ke iPhone 5 putih milikku. Entah siapa itu, aku juga tak mengetahuinya, apalagi menebaknya. Hanya ribuan bahkan jutaan pertanyaan yang bertumpuk di memori otakku. Siapa siapa dan siapa orang yang tiap hari menggangguku dengan ratusan sms ini. Kata-kata penuh mutiara itu membuat mata dan hati ini gundah tak menentu. Hari demi hari sms yang masuk makin membuatku penasaran. Berkali-kali sudah ku bertanya siapa dirinya. Namun, dia hanya menjawab “First Time”. Aku pun bingung sama sekali tidak mengerti apa maksudnya.

Senja ini aku lebih memilih untuk sekedar menikmati langit sore yang indah di tengah hiruk pikuknya ibukota. Lebih tepatnya aku duduk di sebuah ayunan taman yang berada di kompleks rumahku. Suasananya indah, cukup sepi. Tidak seperti biasanya yang ramai dengan anak-anak kompleks yang bermain di situ. Saat ini hanya ada segelintir anak kecil yang sedang asik mengejar kupu-kupu yang menghiasi taman. Namun suasana ini cukup cocoklah dengan kondisi hatiku saat ini. Inilah saat yang tepat untuk menenangkan hati dan pikiran yang cukup rumit. Kupejamkan mata seraya membiarkan angin berhembus menerpa setiap helai rambutku dengan lantunan mesra lagu-lagu klasik yang ku dengar melalui headset dari iPhone 5 ku. Diriku pun terbuai olehnya membuat ku semakin menghayal entah kemana. Hayalanku pun semakin tidak menentu, dan membuatraga ini melayang dalam angan-angan bersama hangatnya sebuah pertemuan akan cinta pertama dalam bayang-bayang imipian yang melanglangbuana entah kemana. Yang ada di pikiranku saat ini adalah sesosok pemain futsal populer.
Semua khayalanku membuyar ketika getaran tanda sms datang dari iPhone ku. Kubuka...ternyata dari orang yang selalu meneror ku rupanya.
<tanpa nama>
Lo penasaran gue siapa?
<mutia>
Y
<tanpa nama>
Temuin gue besok di taman kota jam 16.00

Aku tak menjawab smsnya lagi. Bagiku sudah cukup jelas bahwa besok aku harus datang kesana untuk menjawab pertanyaanku selama ini.
***

“Tim futsal sekolah kita akan berlaga pada pertandingan futsal se-Pulau Jawa” kata-kata itu kudengar dari speaker sekolah yang ada di kelasku. Mendengar hal itu, aku pun menghentukan aktivitas tanganku yang sedang menulis.
“Berarti sekarang dia maen dong, moga kamu menang ya Dyo” doa ku dalam hati, kemudian aku melanjutkan menulis.
Dilapangan, aku melihat rombongan tim futsal segera bersiap-siap menuju mobil sekolah. Sepertinya mereka hendak berangkat. Pukul 9.40, pagi sekali pikirku pertandingannya. Mata ku dan mata Dyo pun saling bertumpu pada satu titik fokus. Aku mencoba tersenyum ramah, tapi dia? Memalingkan muka!
Hari ini, hatiku sangat senang, tepat pukul 14.00 aku mendapat berita bahwa sekolahku menang tanding Futsal. Hari ini pula aku tepat pukul 16.00 akan bertemu dengan pengagum rahasia ku di Taman Kota.
***

Entah berapa lama aku harus menunggu di sini. Setiap detik terasa makin cepat bagiku saat ini. Hari pun makin sore, namun belum ada juga seseorang yang menghampiriku sepertinya. Tiba-tiba handphone ku berdering, tanpa pikir panjang, dengan seyakin-yakinnya kujawab.
“halo, ini siapa?” sapaku
“halo”, sapanya balik “cepat Anda menuju ke Rumah Sakit Cendana ruang 8c melati lantai 3.” Suara berat khas laki-laki di ujung sana. Telefon terputus sebelum aku hendak membalas.

Aku bingung dengan semua ini. Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke rumah sakit itu. Untungnya letaknya dekat dengan tempatku menunggu. Aku segera berlari menuju pintu rumah sakit setelah turun dari taksi yang tadi kutumpangi itu. Segera aku menuju ruang 8c melati, dan kuketuk. Ternyata apa yang kulihat? Sesosok laki-laki yang tidak kukenal sedang duduk di sebelah seseorang yang terbaring tertutup kain. Kutaksir sekitar 3 tahun usianya diatasku.
“Anda siapa?” tanyaku
“Saya hanya menolong orang ini dan ketika saya tanya siapa keluarganya yang harus dihubungi, dia meminta saya untuk menghubungi seseorang yang bernama “First Time” di kontaknya. Dia juga meminta saya untuk memberikan bungkusan ini untuknya, dan yang aku lihat dia sempat menulis surat juga, untuk Mutia katanya.” Jelas pria itu panjang lebar, lalu ia memberikan bungkusan itu padaku dan lekas pergi meninggalkan ruangan itu.
Kini hanya aku dan seseorang yang terbungkus kain di ruangan itu. Aku masihenggan dan tidak berkeinginan untuk membuka kain itu. Hatiku terasa, entah apa namanya saat itu ketika kubuka bungkusan itu. Kemudian ku melihat sekotak cokelat ditemani dengan setangkai mawar merah tanpa duri. Sepertinya dia cukup telaten untuk membersihkan mawar itu dari duri-durinya. Lalu kubuka suratnya.

Dear, Mutia
Mutia, sebenernya tanganku ini tak mampu menahan lagi hasrat buat memberikan bingkisan ini untukmu. Bibir ini mencair untuk ucapkan sebuah kata cinta untukmu. Tapi, apa mungkin? Apa mungkin aku dapat lakukan semua ini di saat nafas ini terengah? Saat ragaku lemah dan tak mampu bergerak? Saat mulutku membeku seketika?
Bagaimanapun caranya aku ingin kau menerima bingkisan ini meski dari tangan yang berbeda. Sekali lagi maaf telah bersembunyi dari kemelut perasaan yang tertunda.
Maaf pula aku tak dapat menemuimu di tempat yang kujanjikan.

Surat itu terjatuh dari tanganku. Seolah mimpi menghampiriku saat kulihat nama yang tertera di bawah tanda tangan itu, Dyo. Bingkisan yang ku genggam pun ikut terjatuh. Ternyata, julukan First Time adalah seseorang yang juga aku sayang. First Time, karena kami pertama bertemu.
Hatiku yang penasaran mencoba mengembalikan nyali yang koyak dan menciut. Pelan-pelan ku coba membuka kain penutup tersebut. Dan apa kini yang tengah ku lihat? Kulihat dengan jelas paras seorang cowok tepat pada saat bertemu dan bertabrakan di koridor sekolah lalu. Seorang pemain Futsal terpopuler yang bernomor punggung 27. Dyo, ya itu dyo. Tak kuasa diri ini menahan tangis yang telah siap untuk membanjiri ruangan ini. Seorang yang terbujur kaku di hadapanku ini adalah orang yang sangat kudambakan kehadirannya dalam kehidupanku. Seorang Dyo, cuek nan romantis.

Air mataku masih enggan untuk berhenti. Seolah mengerti akan perasaanku kini. Ku lirik meja di sebelah ranjang, ku lihat ada 2 piala yang berdiri tegak diatasnya dan bertuliskan.
“JUARA 1 PERTANDINGAN FUTSAL SE-PULAU JAWA” ku tersenyum melihatnya. Lalu mataku beranjak mengamati tulisan di piala sebelahnya. “PEMAIN FUTSAL TERBAIK”, semakin dalam kini kurasa. Harusnya saat ini, aku dan Dyo berada di Taman Kota, bukan di rumah sakit.
Ternyata, Dyo mengalami kecelakaan saat menuju ke tempat yang dia janjikan, Taman Kota. Dia mengemudikan sepeda motornya dengan kecepatan yang luar biasa, hingga jiwanya harus berpisah dengan raganya.
Aku beranjak berdiri mengambil surat yang tadi terjatuh. Lalu kuambil pulpen yang tersedia di meja bersebelahan dengan piala tadi. Ku tulis di belakang lembar itu.


“You are my first love of my first time”
*********
 
Karya: Firdevs Ansyasar

I Love You

“Jika engkau merasakan cinta pada seseorang, katakanlah. Berani. Jujur dan jangan ragu. Tapi, jika tidak, ucapkanlah dengan tegas bahwa engkau tak menyukainya.”

Kata-kata yang selalu terngiang dan telah terpatri di kepalaku sebelum aku bertemu dengan pria ini. Pria Manis, berwajah Ganteng dan memakai behel di giginya. Pria Tampan yang telah mencuri hatiku dan menyimpannya, hingga tak dapat aku temukan pecahan hatiku. Pria yang mampu membuatku tak mampu berkata-kata. Pria yang mampu membuatku tak dapat mengingat kata-kata yang selama ini telah bersarang di kepalaku. Aku tau, mungkin aku sudah gila atau apalah itu. Aku tak ngerti dan tak paham dengan apa yang sedang kualami sekarang. Yang ku tau hanya aku ingin bersama selamanya dan menggenggam tangannya. 
I Love You - Cerpen Cinta Sedih
Aku ingin menjadi seseorang yang mengisi hatinya. Mr. Behel Aku ngerasa kamu hanya impian yang tak dapat kugapai dan tak bisa ku miliki. Aku ngerasa tangan ini tidak sanggup untuk meraih tanganmu. Seandainya engkau tau, aku disini menunggumu, menantimu untuk mengambil setengah hatiku yang telah kau curi. Aku ingin kau ada disini, menemaniku. Hidup bersamaku di sisa umurku.
“Vivi” teriak seorang perempuan cantik yang memanggilnya dari kejauhan
“Salsha?” ucap ku sadar dari lamunannya itu
“Melamun mulu lu kerjaannya” ucap perempuan itu yang bernama salsha
“Hehe” ucap ku cengengesan
“Hayo lagi ngelamunin siapa? Jangan bilang iqbaal ya? “ ucap salsha menebak pikiran ku
“Bisa jadi” ucap ku singkat
“Ngapain sih lu selalu mikirin iqbaal? Lu gak ingat apa, waktu lu di tolak iqbaal mentah-mentah” ucap salsha geram terhadap ku

-Flashback on-

Saat ini mungkin malam terindah bagi iqbaal, tetapi tidak buat gua.
“Emm baal?” ucap ku sedikit gugup
“Apa?” ucap iqbaal begitu cuek
“Boleh gua jujur sama lu?” ucap ku sedikit menatap iqbaal
“Silahkan” ucap iqbaal tersenyum tipis
“Gua su..su..su” ucap ku sangat gugup
“Su?Su apaan?” ucap iqbaal bingung
“Gua suka sama lu baal” ucap ku teriak, alhasil semua orang memandang ku dan iqbaal
“Hah?” ucap iqbaal tak percaya, Sedangkan aku menundukan kepalaku karena merasa malu
“Ciyee ada yang lagi di tembak” ucap semuanya menggoda iqbaal
“Diam lu semua!” ucap iqbaal kesal atas olokan teman”nya semua, semuanya pun terdiam karena takut iqbaal ngamuk (?)
“Dan lu! Emang gua mau sama lu hah? Jangan ngarep deh” ucap iqbaal menunjuk wajah ku dan menyenggol ku kasar, sedangkan aku masih terdiam kaku. Dia tak menyangka kalau iqbaal yang selama ini dia kenal baik, ramah, dan selalu bilang kata-kata yang membuat ku mengungkapkan perasaannya itu berubah drastis :'(
-Flashback Off-

“Hmm” ucapku membayangkan prilaku iqbaal yang waktu itu
“Udah lah vivi lupain iqbaal, lagian si pager itu udah punya pacar” ucap salsha geram
“Hah?Iqbaal udah punya pacar?” ucapku bingung
“Lu baru tau? Ketinggalan zaman lu” ucap salsha sedikit mengejekku
“Emang iqbaal jadian sama siapa?” ucapku kepo
“Sama bella” ucap salsha singkat
“Hufft baguslah” ucapku menghembuskan nafas panjang, terlihat dari wajah ku yang begitu sedih
“Udahlah, toh pria di dunia ini bukan cuman iqbaal aja kan” ucap salsha mengelus pundakku
“Ajarin gua buat move on pliss” ucapku tersenyum
“Pasti gua ajarin” ucap salsha membalas senyumanku
“Gimana hubungan lu sama aldutt” ucapku mengalihkan pembicaraan
“Ya begitulah” ucap salsha malu
“Udah jadian? Pj jangan lupa ya “ ucapku
“Minta sama aldi aja” ucap salsha tersenyum
“Enak ya jadi kamu cha” ucapku mulai sedih lagi
“Udahlah, katanya mau move on! Semangat dong jangan sedih mulu, jelek tau tuh muka” ucap salsha meledekku
“Aihhh cantik gua permanent tau” ucapku
“Salsha?” panggil aldi dari kejauhan
“Eh lu di, ada apa?” ucap salsha menoleh ke belakang
“Pulang bareng yuk?” ucap aldi tersenyum
“Tapi gua harus pulang bareng vivi” ucap salsha melirikku
“Yahh “ ucap aldi sedih
“Udah sana pulang aja sama si aldutt, gua kagak apa kok “ ucapku
“Tapi kan?” ucap salsha
“Gua gakapa kok chadut, kasihan tuh aldutt” ucapku tersenyum manis
“Yasudah gua duluan ya sama aldi, byee” ucap salsha pergi dari hadapan ku disusul oleh aldi

aku pun pergi keluar gerbang sekolahnya, dari kejauhan terlihat iqbaal dan bella sedang bergandengan mesra! Betapa nyeseknya hatiku, kini hatinya serasa di iris pisau yang sangat banyak.
“Hufftt, gua harus bisa move on! Gua gak boleh bikin luka hati gua lagi, gua capek! Rasanya nyesek banget” ucapku, terlihat butiran Kristal bening keluar dari mataku. Dan aku segera menghapus aimatanya itu dan segera lari dari tempat itu menuju rumahnya.
“Assalamualaikum” ucapku mengucapkan salam
“Waalaikumsalam” ucap seorang cowok sambil membuka pintu
“Kok sepi bang? Bunda mana?” ucapku pada abangku
“Lagi dinas, oiya tuh mata lu sembab kenapa? Habis nangis?” ucap abang ku bernama kiki
“Cuman kelilipan aja kok bang” ucapku bohong dan langsung duduk di sofa
“oh, yasudah sana makan dulu” ucap kiki
“Iya bang, ganti baju dulu” ucapku menuju kamar, aku pun langsung menghempaskan badanku di kasur.
“Capeknya hari ini!” ucapku sedikit teriak

Sedetik kemudian semua terasa sangat hening, kamu memandang langit-langit kamar.
memori saat Iqbaal menolak mu mentah-mentah saat pesta ultahnya kembali berputar, memori saat Iqbaal bergandengan mesra ikut kembali berputar juga.

Terasa Rasa sakit itu kembali datang menyerang hidupnya, Rasa sakit yang membuat hatinya terasa sangat sakit lagi.

Sepercik Air kristal terlihat di sela-sela kelopak matanya, membiarkan Air Kristal itu mengalir di pipinya, membiarkan bayangan memorinya kembali berputar dan membiarkan Rasa sakit itu menyerang hatinya.
“Kamu jahat baal hiks hiks!!” ucapku di sela suara isakanku (?)

tiba-tiba kiki pun menghampiriku ke kamar.
"vivi" Kau kenapa?” ucap kiki cemas
“Tak apa kok bang” ucapku sambil menghapus airmata
“Beneran? Kalau ada masalah curhat aja sama abang” ucap kiki tersenyum
“Gua gakapa bang” ucapku
“Yasudah kalau gitu” ucap kiki mengelus rambutku dan pergi dari kamarku

Saat ini aku merasa bosan berada di kamar, aku memutuskan untuk keluar rumah.
“Emm, ke taman ah” ucapku menuju taman
“Iqbaal dan Bella?” ucapku melihat dari kejauhan, yaps iqbaal sama bella sedang bercanda bareng bahkan mereka kejar-kejaran. aku pun membalikkan badan, aku mengurungkan niatku untuk pergi dari taman itu
“vivi?” ucap iqbaal pelan
“Ada apa baal?” ucap bella
“Tunggu sebentar, ada urusan” ucap iqbaal meninggalkan bella sendirian
“Tapi baal?” ucap bella berteriak, namun iqbaal tak memperdulikan bella

“vivi” ucap iqbaal teriak dari kejahuhan
“Iqbaal?” ucapku menoleh ke belakang
“Sedang apa kau disini?” ucap iqbaal basa-basi
“Cuman main aja kesini, kenapa?” ucapku sok dingin
“Maafkan gua ya, yang waktu itu gua nolak kamu di acara ultah gua” ucap iqbaal
“Oh tak apa, gua emang cewek bodoh” lirihmu
“Gua sebenarnya suka sama kamu, tapi?” ucap iqbaal jujur
“Tapi apa?” ucapku
“Tapi gua gak berani ungkapkan perasaan gua ke lu” ucap iqbaal
“Tapi bukannya kamu pacaran dengan bella?” ucapku
“Hah?Gosip darimana tuh?” ucap iqbaal kagetnya bukan main
“Gua tau dari salsha” ucapku
“Haha, bella itu sepupu gua tau” ucap iqbaal tertawa kecil, namun aku hanya diam saja melihat iqbaal
“Gimana? Lu mau kan jadi pacar gua?” Tanya iqbaal lagi
“Gua mau “ ucapku memeluk erat iqbaal
“I LOVE YOU” ucap iqbaal membalas pelukan dan membisikan ketelingaku
“Too” ucapku singkat

Iqbaal pun langsung melepas pelukan.
“Iqbaal? Aku pengen bunga darimu” ucapku sedikit manja
“Oke baiklah, aku belikan dulu ya” ucap iqbaal berlari membeli bunga dan iqbaal pun kembali sambil berlari tanpa menengok kanan kiri, di sisi kiri ada mobil yang sedang berjalan laju mengarah ke iqbaal! Alhasil mobil itu menabrak iqbaal saat berlari menujuku, dia terpental jauh. Mawar merah yang dia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala iqbaal.
“Iqbaal?” ucapku menghampiri iqbaal dengan wajah yang tak percaya
“vivi"? Ma-af-kan a-aku se-la-ma ini a-ku gak ju-ju-r sa-ma ka-mu so-al pe-ra-sa-an ku da-n a-ku se-na-ng bi-sa ja-di pa-ca-r mu ki-ta a-kan ber-sa-tu kem-bali -di-sur-ga” ucap iqbaal menutup matanya untuk selama-lamanya.
“Gak!! Gak mungkin!! Iqbaaaaal!!” ucapku berteriak dan menangis sekencang-kencangnya

Iqbaal meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku tak memintanya untuk membelikan setangkai bunga ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Iqbaal menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia mengatakan dia sangat menyesal baru bilang tentang perasaanya, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin bersama-sama denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani iqbaal didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Iqbaal meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua tentang iqbaal. Senyuman Iqbaal, tatapan Iqbaal, takan pernah bisa kulupakan.
“vivi sayang, ini ada titipan dari Bundanya iqbaal. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Iqbaal tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”
“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.” lirihmu

Kubuka bingkisan dari Ibu Iqbaal, didalamnya ada surat kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang album. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.
Dear vivi,
vivi, maafin aku, selama ini aku gak jujur tentang perasaanku dengan mu, aku sangat mencintai kamu, Aku selalu berharap kamu jadi pacarku, tapi aku takut kau menolak ku. Saat kau menyatakan cinta kepada ku, aku sangat bingung ingin rasanya aku menerima tapi aku terlalu takut. Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan album ini akan menjadi kenangan buat kita.
Aku sangat mencintaimu, I LOVE YOU.

Love You
Iqbaal

Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, ku peluk erat album foto dari iqbaal.

---THE END---
 
Karya: Vivi Aremania

WANITA YANG PERNAH MENCINTAIMU

Akhir-akhir ini dia berubah, menjadi orang lain yang tak pernah aku kenal. Semenjak aku putus dan balikan lagi dengannya , semua terasa berubah, semua terasa berbeda dengan awal kita bertemu. Aku takut, takut dia meninggakanku dan CLBK ( Cinta Lama Bersemi Kembali ) dengan mantan pacarnya yang bernama ‘LINDA’.

Dia banyak menceritakan tentang Linda, Mereka putus karna ada masalah pada orang tua yaitu cinta tak direstui. Menurut pendapat ku, mereka mungkin masih saling menyayangi dan mungkin juga rasa itu masih ada sampai saat ini.Sebenarnya aku tak ingin dan tak pernah ingin tahu cerita masalalunya dengan si Linda. Ketika aku mendengar nya, aku tersenyum kepadanya yang sebenarnya adalah tangisan, luka, dan juga kehancuran bagiku.
Cerpen Sedih - Wanita Yang Pernah Mencintaimu
Saat ini Riski berada disampingku, dia menggenggam erat tangan ku, mungkin saja dia melepaskan ridu yang masih terpendam selama 15 hari 10 jam 34 menit.
“ aku gak lagi mimpikan??? “ Tanya ku kepadanya kemudian dia menatap ku.
“ mimpi apa??? “
“ Mimpi ketemu kamu.. “
“ ya gak lah, ini bukan mimpi tapi kenyataan. Aku mau tanyak sesuatu sama kamu. Boleh?”
“ hemp, boleh..”
“ kenapa waktu itu kamu mintak putus juga kamu mintak balik lagi sama aku??”
“ Aku kebawa emosi, dan aku juga gak sadar bilang gitu, ma’afin aku, stelah aku putus sama kamu dan kamu juga gak bales sms dari aku, mulai hari itu, aku sadar. Aku mersa kesepian tanpa kamu di sisi ku, maka dari itu aku gak pengen kehilangan kamu. Aku juga mau Tanya, kenapa kamu gak bales sms dari aku?? “
“ aku kecewa sama kamu..”
“ Ma’afin aku.. aku janji gak akan ngulangi hal yang sama..”
“ aku gak butuh janji, aku Cuma butuh bukti dari kamu.”
“ Oke. Mulai sekarang aku akan buktikan semuanya.”
Beberapa menit kemudian Riski mengantarku pulang, setiba di rumah, aku langsung mengurung diriku di kamar. Muncul beberapa pikiran pikiran yang tak pernah aku harapkan untuk terjadi. Bagaimana jika Riski masih tetap kontak dengan Linda di belakang ku, bagaimana jika selama ini aku hanya dijadikan pelampiasan olehnya, bagaimana jika dia tak pernah menyayangi aku sedikitpun. Oh Tuhan, jika itu benar, hilangkanlah semua ingatan ku tentang dia, hapuskanlah semua memoriku saat saat bersamanya, dan buangkanlah rasa cinta ku terhadapnya.
9 jam 45 menit telah berlalu, aku tak bisa memejamkan mataku semalaman, entahlah.. apa yang harus aku lakukan saat ini?? Mungkin jika ada seseorang disampingku aku bisa melupakan semua tentang Rizki. Yang akan aku lakukan saat ini adalah pergi kerumah Reni, dan mengajaknya keliling.

Aku sudah melakukanya, saat ini Reni bersamaku, namun aku tak bisa mengalihkan pikiranku tentang Riski, dimanapun aku berada, apapun yang aku lakukan, aku tetap tak bisa melupakannya. Selalu menemani pikiran ku di sepanjang waktu.
“ is? ” aku mendengar seseorang memanggil namaku, seseorang itu adalah Reni.
“ hemp??? “
“ kamu knapa? “
“ Aku knapa?”
“ muale tadi smpek sekarang, diem mulu.”
“ Owh..! ga apa apa kok Ren..”
“ udah lah jujur aja, kamu ada masalah kan sama Riski? “
“ Ya begitulah..”
“ Kenapa lagi??”
“ aku takut dia balikan lagi sama mantannya..”
“ mantan sapa???”
“ itu loh, si Linda,, slama aku putus sama dia, dianya sms-an sama Linda dan juga punya niat baikan sama dia, tau agh.. males aku.”
“ Dulu Riski pernah bilang sama aku, Katanya Linda itu mantan tersayangnya.”
Yups..! dugaan ku slama ini benar. Ternyata dia masih sayang sama si Linda. Saat ini aku hanya bisa merasakan kehancuran, dan juga kesakitan yang luar biasa. Seharusnya aku tak menyayangi dia, seharusnya aku tak mengenalnya.

Mungkin si Linda itu adalah wanita sempurna yang pernah memasuki kehidupan nya, sehingga Riski tak pernah bisa untuk melupakan dia. Tapi hatiku gak bisa nerima semua ini.
Aku udah gak kuat dengen semua ini, aku pasrah, aku menyerah. Semua terserah pada riski, jika dia memilih untuk besama Linda mungkin aku akan pergi dan aku juga akan melupakannya, apa iya aku bisa meupakannya? Apa iya aku bisa pergi darinya? Semuanya begitu mustahli untuk melupakan dan meninggalkan dia. Aku menyayanginya, aku rela sakit karnanya jika baik untuk nya.

Dan jika si Linda itu memang baik untuknya mungkin aku akan mundur untuk satu langkah, dan jika Riski bahagia bersamanya maka aku akan mundur untuk dua langkah, jika tak ada lagi harapan untuk ku bersamanya, aku akan mundur untuk tiga langkah dan aku tak akan pernah kembali lagi ataupun aku akan melupakanya. Memang terasa sulit bagiku tuk pergi darinya, namun bila itu yang terbaik akan aku lakukan.

Aku sadar, selama ini aku hanyalah peran pendukung dalam cerita cintanya bersama Linda, aku hanyalah bebek yang takkan pernah bisa berubah menjadi angsa, aku hanya wanita biasa. Aku juga tak berharap lebih darinya, aku sangat bahagia karna aku pernah hadir dalam hidupnya meski hanya sebentar. Jika di ijinkan, aku ingin tinggal selamanya di sisinya. Namun itu mustahi bagi ku.
Ris, aku itu sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu, apa kamu gak pernah ngerasain semua perasaan yang aku rasakan selama ini??

Andaikan saat ini dia berada di samping ku, aku ingin memeluknya dan aku ingin mengatakan bahwa aku sangat, sangat, dan sangat menyayanginya. Tuhan , tolong bantu aku untuk bisa membuatnya bahagia saat bersamaku. Tuhan, aku cinta dia, aku sayang dia, dan aku menyukainya. Aku ingin selalu berada di sisinya, berada disisinya membuatku bahagia, karna hanya dia satu satunya mahluk yang menyadarkanku dari mimpi kosong ku. Tuhan, cipakan dia untuk ku, dia yang terbaik didaam hidupku, dia yang terindah didalam kenanganku.

Karya: Isma

Akan Aku Kenang

Hari ini, di detik ini aku akan menggelar pameran lukisanku. Amat senang aku, ternyata cita2 ku untuk menjadi seorang pelukis menjadi kenyataan.
Dan untuk pertama kalinya pameran ku dibuka. Subhanallah indah, ternyata goresan2 tanganku menghsilkan karya seni yg cukup indah,

Tiba2 aku menabrak sesosok lelaki yang membangunkan ku dari lamunanku tadi. Air di tanganku menghujani sesaat pakaian yang ia gunakan. " Aduh2 sory2 maaf, aku gak sengaja " aku mengambil tisu dan membersihkan pakainnya.
"Udah2 mbak gak apa-apa kok, lagian saya buru2"
Dya pergi meninggalkan ku. Hemp, Lmayan lah tuh cwok, keren. Aku memperhatikannya. Ia bner2 tampak di kejar oleh waktu,
Ia membawa mobiL berwarna hijau tosca.
Cerpen Sedih - Akan Aku Kenang
"Hey."
Lagi2 aku di kagetkan . Saat bola mataku melihat siapa orangnya. Ternyata shabat ku carin.
"Ih , dasar lu "
"Hayoo , merhatiin siapa?"
Aku hanya diam dan tersenyum saat dia mengganggu ku.

Seminggu sudah waktu berlalu. Ingin rasanya menikmati pemandangan dan hembusan udara segar serta melihat daun-daun melenggak lenggok di taman, sengaja aku untuk berjalan kaki. Sekalian untuk refreshing. Karna jadwal mngurusi admin lukisanku menmbah 2x lipat semenjak aku adakan pameran utk pertama kali yang bertemakan pelangi.
Ngmg2 msalah pelangi, hujan abis mengguyuri daerah tempat tggalku, wah pasti ada pelangi. Aku mencari tempat untuk mengistirahatkan kakiku, yah lamayan sih dari rumahku itu ke taman. Sekitar 1 kilo ada kali yah. Aku merayapkan pandanganku ke setiap penjuru, dan aku belum melihat garis2 melengkung berwarna warni. Aku hanya melihat daun2 yang menari2, anak2 bermain, aku memerhatikan 1 objek yang tak sengaja aku lihat, sepertinya aku pernh melihat , mobil hijau tosca. Dmana yah? Kapan ? Aku mencba mengingat2, saat sosok lelaki kluar dari keretanya dia, yaampun itu kan cwo yang aku tabrak kmrin. Aku melihatinya, ngapain dya yah? Aku perhatikan gerak geriknya. Lumayan sih, cakep, tapi spertinya smbg.
Ah masa bodoh ah. Heyyy , ternyata pelanginya udh muncull. Indah . Senang melihat pelangi lagi. Tenang , suara angin dan tarian dedaunan mengiri pemandangan yang aku lihat.
Aku mmperhatikannya dalam2,
Tak sadar bercampur kaget saat melihat sesosok yang duduk di smpingku.
" Hayy"
"Yaampun, bisa gak sih klo gak ngagetin"
"Emng aku ngagetin kamu"
"Banget" jwabku jutek
"Duh ngambek yah, iya deh iya. Maaf yah. "
Aku hnya diam.
" Oh yah, shrusnya kamu nih yang mnta maaf"
Duh ni ank yang kemarin aku tumpahin air di bjunya. Duh klo gak aku yang salah ogah mah aku mnta maap, gak tau knpa bete ajha aku mha dya.
"Aku mnta maaf ya"
"Iya , aku mafiin kok sblum kamu mnta maaf udh aku mafin dluan"
Aku diam diam dan diam, badmood ku mnyapa.
" Sering liat rainbow disini yah ?"
"Iya"
" Berapa lama?"
" Slma aku hidup "

Dan bnyak super2 bnyak pertanyaan yg ia pertanyakan kpadaku, dan akhirnya aku memutuskan utk pulang.
" Mau kmna ?" Tanyadia
"Penting?"
"Pulang yah? Boleh aku anterin ?"
"Gak, mksih"

Aku pergi mninggalkannya.
Malamnya drumah aku. Ada yang dateng, aku mmbuka pintu. Ternyat si anak tengil itu lagi. Ngapain sih dya. Bikin aku kesel ajha.
"Ngapain lu,? Kok tau rumh gue?
" Yah taulah, ini" dya mnunjukakn mane card gw. Aku baru ingat disaat pameran aku memng mmbgikan name card aku.
"Trus lo mau ngapain?"
"Mau ngasih ini" dya mnunjukkan jam tangan yg berwarna putih . Aku mliht di tgnku. Itukan jam gue.
" Lo pasti ngambilkan?" Aku merampas dari genggaman tangannya.
" Enak ajha . Ini aku temuin di taman, di tempat kamu duduk tdi" awalnya aku agak gak enak nyuruh dya pulg, dya udh nolongin aku.
Jam itu sgt mhal. Bukan harganya. Tapi itu pemberian alm.ayah aku.
"Yaudha deh. Duduk dlu. Mau mnum ap ?
"Sembarang aja sih.
Mulai dRi situ kami mngawali pembicaraan kami. Kami bercerita tentg kami masing2. Ternyata dya salah satu org yg sering mengkoleksi lukisanku. Bahkan ia mnunjukkan smua lukisanku yg ia beli dan ia pajang di rumhnya.
Malam semakin larut . Ray pamit utuk pulg.
Ternyata gak smpe disini. Kami saling telp2an.
Dan kami pun semakin akrab saja.

Hari2 kami dilalui canda tawa bersama.$
Hgga di suatu saat. Ray mngajakku jalan. Dan tujuan kami gak jauh2 dri taman. Saat itu hujan menghampiri kami. Kami pun berteduh di suatu warung kecil.
"Mbak pesen airnya dong"
Memnggil pelayan di warung itu
"Mau pesen apa mas sma mbakny ?"
"Ada apa ajha mbak disini ? " Tanyaku.
" Teh o. Jus jeruk, jus mangga. Jus apel, jus sirsak ,"
" Jus apel" suara kami sperti di gabungin gtu. Srentak bgt kayk jalan ditempat. Kami malu sendri .
" Jdi pesen jus apel 2 yah mbak, mas" suara pelayan.
Kami pun mengangguk2 mmbrikan jawaban iya.

Ternyata ray jga suka apel , apalgi di jus. Sma kayak aku,
" Ci ?"
"Iya? Oh iya, kamu mau ngmg apa ray? "
"Ci kamu mau gak jdi pacaraku?"Yaampun ray mnyatakan contanya. Jujur aku mmng syg sma dya. Aku cinta sma dya. Tapi apakah dya bgtu ?
" Emng kamu sayang sma aku ?" Ray mngangguk.
" Gak yakin aku ray."
"Truss aku hrus gmna ?"
Aku mngangkat kedua bahuku mngartikan aku tdk tau.

Dya berdiri dari tempat duduknya . Dan ia mendekati tetesan2 air dari langit.
" Cici aku sayang sma kamu, kamu mau gak jdi pacar aku ?" Suara ray yg sagt keras mmbuat smua mata tertuju pada ray. Yaampun nih cwo mmng di acungin jempol.
Aku berlari mnju ray.
" Ray aku jga syang sma kamu" aku bner2 senang , aku dan ray pun bertarung dengan tetesan air dari langit diiringi canda tawa.

3 tahun sudah aku berpacaran dengan ray. Bnyak suka dan duka aku yang aku jalanin bersmanya. Hari ini tepat sekali aku anniversary yg ke 3 tahun bersama ray. Tak tersa waktu bgtu cepet. Aku sgaja utk Mengadakan party kecil2an drumah.
Smua sudah selesai. Tapi hari ini ray tak kliatan. Aku mncba mnghubunginya , tapi hanya ada suara " maaf nmor yang anda tuju sedang sibuk" suara it yg kudengar stiap kali aku mghubungi ray"
Waktu smkin dekat dengan acara. Akan tetapi ray blum dtg, smua tamu udh hampir dtg smua.
Aku mncba mnghubunginya lgi. Dn utk kesekian kalinya tdk diangkat olehny , aku mncb mnghubunginya lagi dan kali ini ray mngangkat telf aku.
Syg, syg kmu dmna ? Syg? Cepet dteng , smuanya udh siap, hnya kamu yang blum dtg, kamu yg di tggu di acara ini syang.? Syang kok kamu diem ajha sih.
" Ci, maafin aku ya. Aku mau kita udhan smpai disini. Aku gak pantas utuk kmu"
"Syang, aku tau hri ini tuh hari jdi kita. Udh jgn becanda lgi deh. Bruan kmu dtg kerumha ku syang"
" Maaf ci, aku mau kita putus" tut . Tut. Tut.
Airmataku mngalir, mnemani aku , mmbsahi baju khusus ku beli utuk hari ini. , btapa bodohnya aku.

Aku terus mnangisi kepergian seseorg yang mmng aku cinta dn aku syang, aku tau psty dya kembali lgi. Aku tetep menagis di kmarku, dn memeluk photo aku dn dya .
3 bulan sudh ray mninggalkn ku. Aku mncoba mncarinya. Tpi hasilnya 0 besr. Hri ini aku mmutuskan utuk melukis di taman. Mskipun tak muncul pelangi di lgit tpi aku bsa mrasakan pelgi itu ada bersama ray. Tba2 lagit berubah mnjadi glap. Hujan dtang dan mngguyur taman kota. Aku berteduh di warung kecil dmna dlu aku bersma ray jdian. Tba2 ada seseorng yg bermain dgn hujan . Ia sprti mngalihkan pandanganku. Saat aku mlhtnya Ia pingsan . Aku mncba mnolongnya. Aku dekati.
"Hay, mass , bgunn ." Dya tak kunjung bangun .
Aku melihat sklilingku, ternyata tak ada 1 pun org . Tba2 org yg pingsan tdi tak ada di dpnku. Ia mnghilang.
"Duaar" nih org bikin kaget aku.
Dya tersenyum lebar. " Gak lucu ya !!!"

Aku mngambil peralatan mlukisku dn branjak utuk pulg karna udh kesel.
"Hay2. Tggu2 ." Aku tak mnghiraukannya. Aku tetep berjalan.
Dia berlari dan mnghadang2i aku.
" Minggir !!"
"Eits knalin nma gw frans, fransyudi."
"Terserah. Lo gk knal gw. Gw gak knal lo, dn kita sma2 gak knal, dn jgn harap gw mau knlan dengan lo, mnggir gue mau lwt"
"Tggu, gw tbak nma lo.keyla. Nabila ,jelita. ana, ssisi , elsa , eka .
Nih org msih ajha cloteh. Sok2 tau lgi nma aku
" Nayla, henny.tiwii .hmmp , cici?"

Ia mmnggil nmaku. Mmbuat aku terpaku.
"Dri mna lo tau nma gue?"
"Yupps, brrti nma lo cici ?? Hay cici ?"
" Ih dasar org gila"
Aku mninggalknny.
" Hayy ci, ntr mlam aku tggu di cafe taman jam 8 malm , ada seuatu yg mau aku smpaikan berhubungan dengan ray."
Aku mndengar suaranya ktika ia sebut nama ray. Aku berlari mnuju di tempat dy berdiri
"Apa lo blg ? Ray"
Dy hanya sok2 sperti belagak.
"Udh ntr malm jam8 aku tggu di cafe itu" dy mnunjuk cafe yg ada di dpn taman.
Aku pergi . Pulg krumh . Tiba2 mama mnghmpiri ku." Cici, smpai kapan syang kamu sperti ini trus.?" Aku gak tau mau jwb apa? Tpi aku hnya bsa diam2 dn diam, suar lntunan kaki ku terdengr memntul di atas lantai rumh mngiringi aku hgga ketempat tdurku.
Sungguh aku lelah, tak sngaja aku mlhat foto ray, dn aku mncba mndektinya, dn mngambilnya, ray , aku tau kmu msih ada utkku ray, aku tau itu . Yaallah dmnapun ray , sygi dya. Sperti aku mnyayanginya.
Aku mnangis mngingat smua knangan aku bersma ray.

Sblum jam 8 aku mndtangi cafe itua, seakan2 tak ingin ktinggalan kabar tentg ray. Aku harap nti ada ray. Tpi cafe kosong , hnya ada ank lelaki yg mnyebalkan tdi.
"Mna ray?"Tnya ku, dia hnya tersenyum tipis.
"Tenang dlu, silahkan duduk nona ray"
"Gak ush basa basi, mna ray. Mana "

Click . Suara jarinya yg ia bunyikan . Lalu terdengarlah suara piano bertemakan lagu ulg tahun. Stelah selesai, dtg seorang pelayan yg mmbawa sbuah tutp saji, dan ketika di buka ternyata selembar kertas dn sbuah lukisan mini aku yg dibawahnya ada tmbhan gambar pelangi. Aku cepet2 mngmbilnya.
"Ini dri lo apa ray ?"
"Lu liat ajha . Tulisan ray apa bukan ?,"
"Ini sih tulisan ray. Raynya mna ?"
"Gak tau gue"
"Ko ada hub apa sma ray"
"Temen kcil. Bhkan gue udh anggap dya abg gw"
"Trus kok ini ada di tgn lo"
"Hem, ray mnitipkannya sblum ia pergi ?"
"Pergi kmna ?"
" Gak tau, "
"Cmn ini yg ray kasih"
" Msh ada 2 surt lgi. "
"Mana?!"
" Nnty disaat lo udh lulus smadn disaat ray tenang"
"Mksudnya? Di saat ray tenang ?"
"Eh mksudnya , disaat lo udh tenng dn bhagia"


Aku bergegas pulg tpi hujan slalu dtg mnemaniku.
Saat drumah aku mmbcanya.

Dear cici
Cici , maafin aku yah. Aku mnta maaf. Aku tau aku sgt bodoh utk mnggalkan kamu. Ci, aku tau aku slah. Aku cmn mau ngucapin. Happy birthday cici. Maaf ya syang aku gak bsa nmenin kamu. Cici cba lihat deh klo malam ini hujan , brrti kita akan di pertemukan lgi syang, sperti kita awal jadian ya syang, sekali lgi happy birthday ya syang. Aku hnya mmpu mmberi sebuah lukisan kecil di lukisan kamu syang. Aku brharp kita bsa bertemu lgi dn mlihat pelangi bersma ,

Ray

Esok, esok dn esoknya aku mmnta surat2 lainnya di frans , tpi frans tetep keras tak ingin mmberikan kpda ku. Frans baik orgnya, enjoy jga. Aku suka dengannya.

Hgga suatu hari aku lulus sma.
Frans dtg bersma surat ray.
Aku sgguh senang . Aku mmbacanya mngundg air mata.

Dear cici
Hari ini hari dmna kamu lulus ci. The best yh syang. Maaf yah aku tk bsa dtg mnemanimu, tpi aku sllu ada dhtimu syang, dan kamu psti akan sllu ada dhtiku. Maaf ya syg skli lgi aku tak bsa mnemanimu utuk ngerayain klulusan kamu syang

Ray

Yaallaah. Beri ptunjuk hmba mu ini. Aku ingin bertemu ray utk trakhirkalinya. Aku ingin skli beri aku wktu bertemunya yaallah.
Isak tangisku membanjiri kamarku, tak kuat. Tak tahan aku.dengan ini semua,

Keesokan harinya. Aku mnemui frans di rs. Karna ia adlah seorg dokter.
" Frans mna ? Mna suratnya? "
Frns hnya diam dn matnya berkaca2
"Frans ? Kok diem, frans ada apa dengn ray, franss ada apaa ? Franns cerita dengan aku' aku memukuli frns smbil mnangis."Frans tlong katakan apa yg sesunggugnya terjadi ??
"Ray skit leukimia stadium akhir "
"Apa?, frans jgn bercanda deh"
"Aku bneran"

Stelah frans cerita ternyata ray di rs ini. Aku mngetuk pintunya ray. Aku mnangis mnangis, hanya mmpu utuk mnangis
"Rayyy, buukaa pintunya rayy, rAyyy izinkan aku mlihtmuuu raaay. Rayy aku kangen kamu, rayyyy , buka pintunya rayy aku cinta sama kmu ray. Raaayy akuu mau liat kamuu rAayyyyy. Melepas rinduuuu rayyy, rayyyy bukkaaa"
Aku cpek , aku mngis hampir 1 jam dengan berdiri di depan pintu ray, aku mmjmkan mata . Aku mmnta kpada allah. Agar aku d pertmukan utuk terakhir ini. Aku ingin lht dya, aku ingin bersma nya.
"Ci?"
"Ray ? " Aku memeluk ray.
"Ray aku kgen kmu ray. Aku kgennnnn kamuu. Kamu knpa gk cerita mha aku"
" Aku jga kgen kamu cici aku syng kamu cici. Ai love u cici"

Sore ini ray mngjkku jaln. Jaln berdua, hanya aku dn ray. Jujur awalnya ku kurang yakin dgn kondisi ray, tpi ray myakinkan aku. Lgian dya spertinya mmbaik. Dya sperti org gk skit. Udh gak pucet mukanya.

Aku berjalan bersmanya, mnuju taman mliht pelngi ditamn.
"Ci, inii" ray mnunjukkan surat ke3nya.
"Upss , " ray memuter2kan tangannya agar aku tak berhasil mngmbilnya. Aku brlari sna sini hnya utuk mngmbil surat itu dri ray skligus aku melepas rindu bersmanya. Hampir 6 bulan aku tak jumpa dengannya.

"Yee aku dapett " akhirnya aku brhsil ngambil surat ke3 dari ray.
"Heheh" aku ingin mmbcanya , tapi ray mlargku utk mmbcanya. Dy mnyuruh aku utk mmbcanya drumha. Dan aku mnurt apa kata ray , saat aku mnyimpan surat dri ray, ray mrsa pusing, aku mmbaringkan nya, kakiku sbgai alas kpalanya.
Suasana hening.
"Ray ?"
"Iy syang, lihat itu planginya muncul.".
"Iya syng. Indh sekali"
"Cisyang aku pingin tdur sbntr."
"Iya syang tdurlah selama engkau mau syng akan ku te$ani kamu syang"
Aku mngengam tangan ray. Dan menciumnya. "Ray aku syang kamu"
Tba2 tangan ray lemes .
"Ray? ? Rayy? Tak ada respon dri ray. Aku mmgang tangannya mncari2 denyut nadinya. Innallillahi.
"Rayy, bguunn, raayyyyyyy"


Dear cici
Akhrnya kesampaian jga aku jaln bersama mu, walaupun ini yg terakhirkalinya. MKsih ya syg . Udh melukis hal2 yg sgt indh dhti aku, aku syang sma kamu cici love you . You"re the best in my heart. Sayang pasti akan ngedapetin yg lbh baik dri aku"


Setelah ray pergi mninggalkan aku, frans cerita ternyata ray mmnta frans utk mmberkan ray obat dodsis tinggi, agar ray bsa jalan bersama aku, tapi yah itu resiko nya tggi. Dn hanya 10% kmngkinan ray bsa hdup.
Yaallah, aku mnta kpadamu, syangi ray, jaga ray , simpan ray slalu dhtiku yallahh. Dengan 7 balon berwarna pelngi aku menerbagkan nya bersama3 surat ray. Smga ray tenang disana.

Dan 40 hari ray pergi mninggalkan aku, aku bertunangan dengan frans hingga mnju jenjang pelaminan.

:) ray, mskipun kamu tiada lgi, aku yakin ragamu slalu ada bersama kami. Kan kami kenang kamu hingga akhir hayat kami.

Karya:  Desi Ariani

FOUR HEART

Hai! Kenalkan namaku May. Tapi karena aku keturunan Cina, aku sering dipanggil Mei. Jadi terserah kalian ingin memanggilku seperti apa. Bagiku yang biasa – biasa saja dan memiliki banyak teman cowok, nggak pernah terpikirkan bahwa ini akan terjadi. Hatiku terbagi menjadi empat! Atau bisa dibilang aku (sepertinya) menyukai empat cowok sekaligus.

Hum...., ternyata sekolah ini sedikit lebih parah dari apa yang kupikirkan. Dan ini terus terang membuatku ragu bahwa ini adalah sekolah ‘campuran’. Karena rata – rata yang kulihat adalah murid laki laki.
“May, sedang apa kau ini? Ayo cepat kemari!” perinyah ayahku.
“Iya, Dad!” jawabku. Well, karena dulu aku tinggal di luar negeri jadi aku masih sedikit terbiasa dengan bahasa Ingggris. Dan ini menguntungkanku dalam pelajaran bahasa Inggris. Mungkin.
Four Heart
Hari ini aku pindah ke sekolah ‘tak jelas’ ini. Dan sekarang aku hanya mengurus hal – hal lain dan seragamnya. Sebenarnya aku tidak peduli, dan aku sangat malas untuk datang hari ini. Tapi karena harus mencoba seragam ya apa boleh buat deh! Terpakasa aku harus ikut.
“Jadi Tuan Harry, silahkan isi ini dulu. Lalu Mei...,”
“May! Namaku May! M-A-Y!!” potongku.
“Ah, iya, maaf. Jadi May mari kita coba seragamnya,” kata Sekertaris sekolah ini, yang setelah kuihat nama penganalnya ternyata namanya April. Kalau membaca namanya lalu membaca namaku dengan salah, seperti urutan nama bulan ya?
“Ini silahkan. Coba dari ukuran L dulu ya. Kalau kebesaran baru kita coba ukuran yang lebih kecil,” katanya dengan tersenyum.
L? Memangnya aku segemuk itu? Hm? Ukuran L disini besar banget sih? Ini jangan jangan ukuran L buat cowok? Astaga.... Tapi tunggu dulu! Bagaimanapun ini tetap model baju cewek! Mungkin memang ukurannya terlalu besar atau badanku yang terlalu mungil?Aku tak peduli! Yang penting sekarang aku harus bilang pada Bu Aprilia, aku tambahakan namanya supaya kami tidak terkesan mirip, untuk mencoba ukuran lain.

Akhirnya aku pakai ukuran X- S, karena sampai ukuran inipun tetap sedikit kebesaran untukku. Parah~~ Hmmm...., aku pakai dulu deh! Buar Bu April, maksudku Bu Aprilia melihatnya. Ng? Lho? Mana Bu Aprilia? Kok hilang?
“Hei, kamu! Pagi! Murid baru ya?” sapa sebuah suara. Dan setalah aku berhasil tau pemilik suara itu, tidak kusangka itu adalah cowok blasteran. Kau ingat cerita bahwa aku tinggal di luar negeri? Sekarang aku bosan dan eneg melihat muka – muka orang luar negeri!
“Apa? Ada masalah?” tanyaku ketus.
“Ah? Nggak kok! Ngomong – ngomong, ketus amat sih, mbak?” ha? Mbak? Kamu pikir aku apaan hah?
“Suka - suka dong!”
“Well, mending kamu agak periang di sini. ‘Cause, di sini orang pendiem bakalan dicuekin abis-abisan!”
“Hm..... Thank’s infonya,” kataku sambil sedikit tersenyum.
“AH! Kamu senyum! Manis juga!” katanya sambil menunjuk ke arahku.
“Apa.....,” belum selesai aku bicara, dari kejauhan terlihat Bu Aprilia datang.
“Rama! Apa yang kamu lakukan di sini? Ini jam pelajaran, kan? Cepat kembali ke kelas!” bentak Bu Aprilia. Hmmm...., cukup menakutkan juga.
“Iya iya, Bu!” katanya sambil berjalan pergi. “Ah! Bye May!” kata Rama sebelum dia benar benar pergi.
“Bye....,” hm? Dia tau namaku? What the.......
***

Uwah! Akhirnya aku resmi jadi murid sekolah ini! Seragamnyapun sudah jadi! Hari ini seragamnya kemeja putih lengan panjang dan rok kotak kotak. Hmmm..., kenapa lengan panjang ya? Padahal kan panas! Kelasku.... 1-1....., di sekitar si.... BRUUUK!!! Aw! Shit! Aku nabrak siapa nih?
“Ah! Sorry! I’m so sorry!” kata cowok cool beraksen asli Amerika! Apa di sini itu blasteran semua? Cape’ deh!

Tapi cowo ini cakep juga, nggak kaya si Rama kemarin. Blasteran sih! Tapi kulitnya agak gelap. Cowok ini lengan kemejanya dilipat, dia pakai rompi hitam tipis berhoodie, rambut coklat kemerahan, menggunakan headphone, tinggi, putih. Oh My God! He is so perfect!! Cowok keren yang cool! Wow!
“Hey! Em..., kamu nggak ngerti aku ngomong apa?” tanya cowok itu. Membuatku tersadar dari lamunanku.
“A..., aku ngerti kok! Gak apa apa. Aku juga minta maaf!”
“Hmm..., okay..... Then..., namaku Alex. Salam kenal...,”
“Aku May, M-A-Y. Dan aku nggak suka jika ada yang memanggilku Mei, M-E-I,”
“Hmmm, okay, May?”
“Yep! Apa?”
“Aku suka rambutmu yang berwarna merah gelap ini,” katanya lembut smabil memegang rambutku yang terikat dua ini, lembut juga.
“Thanks...., jarang ada yang muji rambutku,”
“Kenapa nggak coba digerai? Pasti lebih bagus, kan?” katanya sambil memegangi ikat rambutku lalu menariknya perlahan. “Tuh, kan! Lebih bagus digerai!” katanya sambil tersenyum. Manis sekali.
“..............”
“May? Kenapa mukamu ikutan merah seperti rambutmu?”
Mendengar itu aku kaget sekali. Lalu akupun melarikan diri dan melanjutkan mencari kelasku. Samar - samar tadi aku mendengar Alex memanggil namaku berulang kali. Tapi saking malunya aku tak berani melihat ke arahnya. Sedikitpun.
***

Oh God! Ini kah yang dinamakan kebetulan? Ternyata aku masuk ke kelas yang sama dengan Alex?! Dan di sini Cuma ada 4 murid, dan 5 jika ditambahkan aku. Masalahnya......, di sini COWOK SEMUA!!!!! Ada Rama dan Alex bikin aku sedikit tenang, tapi 2 cowok yang lain......, aku nggak yakin deh! Yang jadi masalah pula adalah apakah ini kelas khusus para blasteran? Tambah eneg deh! Yah...., walaupun cuma si Rama yang nggak terlalu kelihatan seperti blasteran sih! Dan puncak masalah! Kenapa dari tadi pagi sampai jam segini nggak ada guru yang mengajar? Aku tanya si Rama ah!
“Hei, Ram,”
“Hah? Ngopo we?” lho? Dia blasteran bukan sih?
“Ah ga apa apa kok!” huh! Terpaksa tanya Alex deh! “Lex, ini nggak ada guru yang ngajar?”
“Ah! Nggak, khusus kelas ini nggak ada yang mengajar,”
“Hah?! Kenapa?”
“Kelas ini khusus untuk murid yang kepintarannya sudah sangat tercukupi. Bukan kelas khusus blasteran!” katanya sambil tersenyum iseng padaku.
“Oh..., pantesan! Kalau gitu apa si Rama beneran pinter tuh? Kok dari penampilannya kelihatan biasa aja,”
“Hei, hei! Ngomongin orang itu nggak baik lho!” kata Rama di belakangku, membuatku membatu. Cih! “Gini - gini aku rajanya matematika tau!”
“Cuma itu?” tanyaku.
“............................” dia hanya diam saja sambil memutar matanya ke segala arah.
“Artinya iya, ya? Wah untung aku belum terlanjur terkagum kagum!”
“Apaan sih! Kalau kamu rajanya apa?”
“Entahlah! Aku rasa nilaiku rata rata kok!”
“Wah! Jangan - jangan lewat jalur belakang ya?”
“Enak aja lo!!”
“Apa mungkin kamu rajanya bidang olah raga atau kesenian?” kata seorang murid blasteran kepadaku.
“Hmm...., kesenian. Mungkin. Karena aku bener – bener nggak tahan sama olah raga,”
“Kalau gitu boleh lihat gambarmu?” tanya murid yang satunya lagi.
“Boleh saja! Nih!” kataku sambil menyodorkan buku gambarku.
“Uwaaaaaah! Hebat! Keren!” kata mereka.
“Oh iya! Namaku Erick! Salam kenal!” kata orang yang menanyakan kelebihanku. “Dan aku rajanya bahasa!”
“Ah! Kalau aku John! Aku rajanya Fisika! Salam kenal ya!” katanya. Mereka bergantian menjabat tanganku. Oh iya!
“Alex! Kalau kamu rajanya apa?” tanyaku setelah teringat hal itu.
“Aku.....,” dengan jeda sekian lama akhirnya......
“Alex itu rajanya semua mata pelajaran!” jawab Erick.
“Eh? Wah! Hebat!!” kataku dengan mata berbinar binar.
“Hmm? Aku nggak sehebat itu, May,” katanya sambil memegangi rambutku yang masih tergerai. “Aku nggak bisa di bidang kesenian...”
“Buh! HAHAHAHA!!! Ya ampun!” aku dan teman yang lain tertawa serempak.
“Tumben - tumbennya nih si Alex mau ngaku! Biasanya introvert banget!”
“Wah! Jangan jangan ada apa - apanya nih!”
“Maksud lo?” tanyaku.
“Maksudnya gampang kok!”
“ALEX SUKA SAMA KAMU TUH!!!!”

Apa?! Yang bener aja! Baru juga ketemu beberapa saat yang lalu! Masa udah suka sih! Sekuat tenaga aku mengelak, tapi Alex tidak. Ini membuat mereka makin keras kepala! Dan lagi saat melihat muka Alex mulai memerah, teman teman yang lain mulai bersiul - siul seenaknya!
“Ukh! Dasar bocah!” teriakku sambil menjitak kepala mereka bertiga. Lalu aku pergi meninggalkan mereka.
“Cih! Sekarang aku harus ke mana? Nggak mungkin deh balik ke kelas!” kataku sambil berjalan entah ke mana. Grep! Aku merasa lenganku ditarik dengan lembut?
“Mau ke mana kamu hah?!” God! Ternyata itu si Rama!
“Halah! Kemarin kamu pas pelajaran juga ngacir - ngacir gitu kok! Ngaca dong!”
“Ukh! Kamu, kan masih anak baru! Kamu juga cuma ahli di bidang kesenian! Jadi jangan harap kamu bisa seenaknya seperti aku dan yang lain!”
“Apaan sih?!”
“Udah deh, Ram! Dia itu walaupun cewek tapi keras kepala! Ntar juga kamu bakalan nyerah deh!” ukh! Sekarang si Alex juga ikutan nimbrung! Ngejek pula!
“Oh jadi maksudmu aku bocah udik yang keras kepala hah?!” tanyaku dengan nada marah.
“Weits! Wait a minute, May! Perasaan aku nggak bilang bocah udik, aku kan cuma bilang ‘KERAS KEPALA’! Wah, fitnah nih! Kaga’ baik lho!”
“Terserah kalian deh!” kataku lemas sambil menepis tangan si Rama. “Aku sedang tidak tertarik dengan hal berdebat,”
“Eh? Nggak nangis, kan?” kata si Rama dan Alex bersamaan. Hihi! Ternyata mereka menarik juga!
“Wah, wah! Ngobrol sama tuan putri nggak ajak - ajak! Nih!” kata Erick dari belakang Alex.
“Hah?! Ulangi kata katamu! Siapa yang tuan putri hah?!” kataku dengan nada emosi.
“Kan kamu satu - satunya cewe di kelas, lagian jarang - jarang kita bisa ngobrol sama cewe dengan santainya gini lho!” jelas John.
“Eh? Kok gitu?”
“Biasalah kami kan cowok cowok blasteran yang cakep, tajir, pinter, dan....,” BLETAK!! “AWW! Sakit tau apaan sih, May?!”
“Berhenti sok keren deh, Ram! Aku jadi jijik dengernya kalau kamu yang ngomong!” emosiku memuncak.
“Cool down, May!! Si Rama emang narsis! Itu sifatnya! Biasain diri ya!” kata Erick sambil mengelus kepala Rama. Aku jadi merasa melihat orang sedang mengelus - elus anjingnya.....
“Yah....., tapi yang diucapin si Rama itu beneran. Itu alesannya, dan itu juga bikin kami agak dibenci sama cowo dari kelas biasa,”
“Hmmmm, repot juga ya....,”
“Tuh! Dengerin! Makannya jangan seenaknya jitak kepala orang dong!!”
“Hmmm..., maaf kalo gitu...,” kataku nggak niat.
“Itu yang katanya minta maaf?!” hell! Kali ini giliran si Rama yang emosinya memuncak!
“Udah deh, Ram! Kamu bikin kita jadi pusat perhatian nih!” eh? Ya ampun! Tanpa disadari sekeliling kami sudah menjadi lautan manusia.
***

“Dasar kalian ini!! Kenapa sih kelas khusus selalu buat masalah?! Kalau sudah merasa pintar bukan berarti kalian bisa seenaknya!! Terutama kamu Mei...,”
“MAY!!! M-A-Y!!!” kata kami berlima serempak, dan kami yang menyadari itu tertawa bersama. BRAAAAAAAK!!!
“INI BUKAN SAATNYA BERCANDA!!!! Baiklah! Saya sebagai kepala sekolah meutuskan bahwa...... KALIAN DISKORS SELAMA ! 1 MINGGU!!”

Kamipun keluar dari ruang kepala sekolah. Skors? Seminggu? Apa yang akan orang tuaku katakan? Baru hari pertama sudah kena masalah. Bisa - bisa seluruh gameku bisa disita. TIDAAAAAAK!!
“Hei, May! Kami minta maaf ya! Gara - gara kami kamu jadi ikutan kena getahnya,” kata Erick.
“Iya, kami nggak maksud bikin kamu jadi anak bermasalah,” kali ini giliran John yang bicara.
“Terutama aku, aku minta maaf banget! Kalau aku nggak ngejar kamu waktu itu, pasti kita nggak akan berdebat dan menjadi pusat perhatian,” kata Rama memelas.
“Kami semua minta maaf!” kata Alex mewakilkan semuanya.

DEG!! Apa ini? Kenapa rasanya aku...... berdebar debar habis dengar mereka kaya gini? Apa aku juga ngerasa bersalah atau karena suka? Suka? Suka siapa? Diantara mereka berempat siapa yang aku suka? Baru kenal jug! UKH! Aku anggap ini rasa bersalah aja deh! Tapi kalau mereka malah nerusin minta maaf..... Ukh! Kalau gitu... BLETAK! BLETAK! BLETAK! BLETAK! BLETAK! Aku menjitak kepala mereka secara bergantian saja.
“Apaan sih, May?! Sakit tau!”
“Iya nih! Padahal lagi minta maaf malah dijitak!”
“Aku udah kena 2 kali nih!”
“Kamu kenapa sih, May?”
“Jangan minta maaf....,”
“Hah? Kenapa?”
“Kalau saja tadi aku lebih sabar pasti aku nggak akan ngomong dengan suara lantang..... Aku juga bersalah! Jadi jangan menganggapa cuma kalian yang bersalah!”
Tanpa kusadari waktu mengatakan hal ini air mataku mengalir. Apalagi saat mereka mengelus kepalaku secara lembut, air mataku mengalir makin deras. Aku jadi tau bahwa ternyata rasa berdebar ini cuma perasaan bersalah. Akupun jadi merasa sangat lega!
Tapi siapa yang tau apa yang akan terjadi setelah perasaan lega ini....
***

“Ke Mall?” tanyaku penasaran.
“Iya! Kita berlima pergi ke Mall bareng! Mumpung selama seminggu ke depan kita di skors! Gimana?” kata John antusias.
“Atas dasar apa? Lagian di skors malah main!”
“Hmmm....., syukuran murid baru! Yaitu kamu! Hm? Masalah skors? Tenang aja! Guru juga ga bakalan protes lagi kok! Mereka udah nyerah sama kelas khusus,” kata Erick.
“Emangnya apa spesialnya aku dateng? Kan lebih asyik kalau sesama cowo, kan?”
“Tapi kasian kamunya! Kita asyik - asyik kamunya cuma diem aja di rumah! Kaya’ bocah udik gitu!” cih! Si Rama!
“Emang aku pengangguran hah?! Seenaknya bilang kaya gitu ke orang lain!”
“Udah deh! Kalian kok nggak pernah akur sih!” ALEX!! Eh? Emang kenapa kalau ada Alex? Aneh! “ Kalau kamu emang nggak mau ikut ya udah nggak apa! Tapi kalau kamu berubah pikiran itu artinya sudah terlambat! Kamu tetep nggak bisa ikut. Gimana?”
“UKH!! Curang~~ ”kataku dengan pura pura menangis.
“Hentikan air mata buaya mu itu!” kata Alex sambil menepuk kepalaku.
“Cih!” jawabku setengah kesal. “Kalau gitu aku ikut!!”
“Hehe! Gitu dong!” jawab Alex sambil tersenyum. Deg! Kok rasa berdebarnya dateng lagi? Ah! Mungkin karena mau pergi beareng cowo - cowo ya?
***

“Yang namanya cowo itu emang identik dengan Game Center ya,” kataku lemas. Kupikir bakalan seru! Nggak taunya cuma mau main di Game Centernya Mall.
“Ehehehe! Sorry ya, May!” John.
“Iya! Ikutan main aja deh! Seru kok!” Erick.
“Nggak usah gengsi buat ikutan main karena kamu cewe! Mainan tinju yang di sana bagus buat pelampiasan kekesalan lho! Coba gih!” Rama....
“Kalau nggak mau ikut kamu internet di sana tuh! Free kok!” Alex...., aku bosan untuk memberitau siapa yang bicara!!!!
“Ram, beritau aku di mana yang mainan tinjunya!” kataku antusias akhirnya.
“Oke, BOS!!!”

1, 2, 3! BUAAAAAAAAAK!!!! Ting! Ting! Ting! Hmmmm..., nilainya 247? Yah...., lumayan deh! Sekarang enaknya ngapain ya? Apa aku internetan kaya sarannya Alex aja ya? Ng?
“Lihat apa kalian?” tanyaku pada mereka berempat termasuk ke beberapa orang yang juga berkerumun di sini.
“Kamu cewe? Kok bisa bisanya dapet nilai 247...,” kata Rama ketakutan.
“Makannya jangan macam macam sama aku! Ntar aku hajar kamu!”
“UWAAAA! Ampun..................,” kata Rama sambil berhahahehe.
“Fuh! Gila! Hebat banget! Tangan kecil kaya gini hebat juga” puji Alex sambil memegangi tanganku. “Kapan kapan ajarin aku teknik mukul kaya gitu dong!” kata Alex sambil tertawa. Dia tertawa?! Jarang bisa liat kaya gini!
“Apaan sih....., ng? WAH! Ada MT!!” teriakku.
“MT? Kamu suka main itu?” tanya Erick.
“Suka banget! Dulu aku pernah main dan ketagihan. Tapi nggak sempet main juga!”
“Kalau gitu ayo tanding sama kita berempat! Ganti gantian!” tantang John.
“Eh?! Tapi aku, kan belum begitu ahli!!”
“Nggak peduli!” si Rama ini emang nyebelin banget!!
“Aku bantuin si May!” kata Alex tiba - tiba.
“Eh? Kok gitu curang!!” protesa yang lainnya.
“Lebih curangan orang yang ahli tanding sama orang yang nggak ahli,” elaknya.
“Ah! Jangan – jangan....... Alex suka May! Makannya dia belain May terus, kan? Coba inget - inget! Dlu juga ada kejadian kaya gini!” kata John seenaknya.
“Heh! Lu mau gue jitak lagi hah?!”
“Ampun......,” kata John sambil mengatupkan tangannya seperti akan berdoa.
“Terserah kalian ah! Aku mau internetan aja!!” bentakku.
“Eh? Lho? May?” itulah yang mereka katakan saat melihatku pergi.
Sial!!! Kenapa harus kaya gini sih! Aku pikir ini akan menjadi acara yang bikin aku seneng! Nggak taunya malah jadi kacau gini! Tapi karena hal ini aku jadi tersadar akan sesuatu..... Sepertinya aku mulai menyukai Alex....
***

Sudah 2 tahun aku di sekolah ini. Banyak hal yang terjadi, termasuk saat tiba tiba ada yang ‘menembak’ku. Tapi yah......., berkat itu aku sadar..... selama 2 tahun penuh aku selalu bersama Alex, Rama, Erick, dan John, dan itu membuatku menjadi menyukai mereka. Bukannya aku playgirl, hanya saja aku sendiri sebelumnya tidak sadar sampai momen ada yang menembakku terjadi. Entah aku harus senang atau sedih setelah mengetahuinya.

Aku hanya tidak bisa memilih. Dulu aku memang cuma suka Alex, tapi seiring berjalannya waktu, banyak kejadian bersama mereka. Tiap orang pernah mengalami kejadian so sweet barsamaku. Dan itu membuatku tidak ingin kehilangan mereka atau ada yang merebut mereka. Apapun yang kulakukan tak ada yang berubah. Aku tetap tidak bisa memilih. Hatiku terbagi menjadi empat bagian, tiap orang satu! Hanya saja memang hanya Alex yang lebih sering aku pikirkan. Apakah mungkin yang kusukai sebenarnya Alex? Aku.....
“Hey, May!”
“Ng? Apa?” tanyaku setelah mengetahui sang sumber suara.
“Gini, sebenarnya sudah 2 tahun ini aku suka kamu. Tepatnya sejak kita pertama kali ketemu. Jadi...., apa kamu mau jadi pacarku?” Deg! Apa?!
“Aku.......,” ternyata memang benar, selama ini aku ternyata menyukainya. Kenapa aku baru sadar sekarang? Payah! “Aku mau jadi pacarmu!”
Mungkin setelah ini aku masih akan terus kepikiran tiga orang yang lain. Tapi aku harap dengan berpacaran dengannya ak bisa melupakan mereka bertiga. Rama, Alex, Erick, dan John. Kalian orang yang berharga bagiku dan aku ingin kita selalu bersama. Tapi maaf! Aku hanya bisa sampai sebatas teman untuk kalian bertiga sampai di sini! Hanya satu orang saja yang akan selalu bersamaku......

~ THE END ~
 
Karya: Florentina Monika Amaria Kusuma

Pengingat Masa Laluku

Malam itu dingin banget, aku dan riko pacarku,. Lagi nongkrong di taman. Aku lagi asyik-asyiknya menatap bintang-bintang yang indah pada malam itu.
‘’Bintang itu, nggak ada artinya tanpa cahayanya. sama seperti kamu percuma klo tanpa cintamu.’’ Kata riko menyindirku.
‘’nggak kok aku tuhh cinta ma kamu masa aku seperti bintang yg tanpa cahaya.’’ Kata aku.
‘’oh baguslah.’’ Tambah riko.
Tampaknya,riko tuhh merasa klo aku tuhh nggak suka ma dia, karna aku tuhh kurang perhatian lah, kurang peduli lah, apa lahh..!! Huufft ._.

Pagi itu tampak mendung, kayaknya mau hujan. Aku pun bergegas buru-buru menuju ke sekolah. Hari itu aku perginya jalan kaki, tanpa ada yang menemaniku. Ditengah jalan, tiba-tiba turun kedinginan. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampiriku, aku tak tahu dia siapa. Dia memayungiku. Sejenak ku menatap dirinya, Entah kenapa ... Hatiku jadi kacau balau tak menentu, yang ada dipikiranku tuh langsung buyar..
‘’Dek, nih saya pinjamkan payung, supaya kamu gak basah sampai di sekolah.’’ Kata pemuda itu ramah.
aku menerimanya & aku tak menjawab apa-apa. Aku pun langsung lari sekencang-kencangnya menuju ke skolah ...
Pengingat Masa Laluku
Hujan udah lumayan reda ...
Di jalan, tiba-tiba aku berfikir dia tuhh mirip sosok seorang yg pernah singgah di hatiku, yaitu Rifki. Sudah 3 tahun lamanya Rifki menghilang entah kemana. Hatiku mulai tak karuan, mengingat sosok seorang seperti dia. Karna aku dan rifki pernah buat janji bahwa ‘ selamanya akan slalu bersama-sama dan tidak akan pernah pisah satu sama lain.’ Tapi .... Cuma bisa jadi ‘false promise’ !!

Disekolah, aku hanya termenung,tanpa gairah sedikitpun.
”Rin, kamu knpa sihh ?? dari tadi diam aja nihh.” kata Riko.
”Oh nggak kok, gapapa.” Ujarku.
Di situ, Riko mulai curiga ma aku , karna gak biasanya aku kayak gini.

Bel pulang berbunyi ‘teng teng teng’ ....
“Rin, aku anterin pulang yukk ! ” ajak Riko.
“ehmm... nggak deh .. aku jalan kaki aja “. Kataku
Aku langsung buang muka & langsung bergegas pulang.
Udah 2 minggu aku gak ngajak Riko ngomong. Entah kenapa........
Begitu sulit ku melupakan semua kenangan bersama Rifki.

Riko pun mulai ngak tenang melihat sikapku. Riko pun menyuruh teman sekelasku untuk menanyakan mengapa akhir-akhir ini aku berubah. Serly, dia menghampiriku…
“eh Rin boleh duduk di sini nggak?” kata Serly.
“hemm... iya boleh kok.”
“eh Rin, kenapa sih akhir-akhir ini kamu tuh berubah, ngak kayak dulu. kalau kamu ada masalah cerita dong.” Bujuk serly.
“emang Ser, akhir-akhir ini aku benar-benar ngak mood, coz di pikiranku tuh teringat seorang sosok. Gue ngak tahu knapa, tiba tiba gue ingat sesuatu gara-gara kejadian kemaren itu.’’ Kataku.
“emang kejadian apa rin?” tanya Serly.
“Aku tuh dihampiri cowok yang mirip banget sama former gue! Dan ngak tahu kenapa hati gue jadi hancur berkeping-keping keg gini.” Jelas ku .
“Oh,. Gitu yah.

Hemm..... kalau mantanmu udah pergi tanpa bilang-bilang yah udah ngak usah dipedulikan lagi, itu tandanya dia udah ngak sayang sama kamu.” Kata Serly lagi.
“padahal gue sama dia erat banget Ser, karena kita tuh pernah buat janji.”
“janji dia ke kamu kan bisa aja dipalsuin, tapi asal kamu tau Rin, cinta Riko ke kamu tuh ngak paslu. Dia tuh care sama kamu, kamu ngak ngerasa? Yang pergi mah biarin aja pergi..
Aku tetep cuek dgn apa yang dibilang Serly, aku tuh tetep aja inget-inget terus janji itu. Karena aku menganggap janjinya bukan hanya sekedar janji, alhasil,... aku ngak bisa lupain semua ini ...
Meninggalkan SMP udah diambang mata, namun aku juga belum gubrish setiap riko ajak aku berbicara.

Beberapa hari kemudian,..
Aku baru sadar, apa yang dikatakan Serly juga ada benarnya. Aku mulai nanya ke Serly dan temen-temen, aku pengen tahu Riko lanjut sekolahnya dimana.
‘’ Rin , Riko itu udah pindah keluar kota, ngak tau kemana, katanya dia ingin ngelupain kamu.”
“Oh gitu yah Ser, “ kataku tak bersemangat.
“Hem,.. kenapa sih Rin, kamu baru nyadar. Padahal Riko tuh udah kayak Cinta mati sama kamu,. ! Masa lalu tuh yah cuman bisa jadi masa lalu, gak usah dijadiin masa depan lagi, dan cuman bisa merusak masa depanmu Rin !”Jelas Serly.
“Hem, iya kamu bener Ser, tapi gapapa.. “
“I TRIED TO FORGET !! “ Ujarku.

Huufft._. Menghargai cinta orang tuh gak gampang. Seandainya waktu bisa diputar kembali, tapi itu bener-bener impossible ! Emang penyesalan jadinya..
Mencoba membuka lembaran baru ...

~ T H E
E N D ~
 
Karya:  Nhur Fatimah iMha